Mengapa Saya Memilih Pamit Dari Harokah Dakwah

Beberapa hari yang lalu, kawan lama suami saya yang sangat ia hormati datang berkunjung ke rumah. Sebenarnya saya sudah sering mendorongnya untuk mengunjungi kawan-kawan lamanya, terutama sejak suami saya akhirnya menetap di Jogja. Kami punya Sabtu dan Ahad untuk dinikmati. Tidak seperti dulu ketika ia masih bekerja di Jakarta. Sabtu lelah karena baru sampai rumah setelah menempuh 12 jam lebih perjalanan. Ahad resah karena harus mengejar bus/kereta sore untuk berangkat ke Jakarta lagi. Tapi mungkin ia mau balas dendam atas lelahnya perjalanan dulu, ia menikmati Sabtu dan Ahad sebagai waktu keluarga. Di sore hari Sabtu kami sering pergi belanja dan menikmati kebersamaan bersama putri kecil kami. Jadi suami saya sering menunda keinginan untuk mengunjungi kawan lama. Lagipula takut mengganggu, bisa jadi kawan-kawannya ada agenda.

Saya pribadi masih sering stay connected dengan kawan-kawan saya. Beberapa kawan yang sangat dekat dengan saya masih menjalin komunikasi. Saya juga mengunjungi beberapa rumah/kosan mereka. Saya tidak ingin persahabatan kami putus hanya karena suatu hal: harokah. Ya, sahabat lama suami saya berkunjung ke rumah untuk membahas hal tersebut. Continue reading